Thursday 17 January 2008

A moment, please....

Hal paling menjengkelkan sedunia adalah ketika gak tau mu ngapain...
:galit:

Dan hal paling menyenangkan tentunya adalah ketika tau mau ngapain... mrgreen
hehehehe

Jadi, ketika lima bulan yang lalu, dengan senang hati pulang ke Indo untuk melepas kangen [yang padahal cuman 6 bulan nyangkut di sini]....
diwarnai dengan persiapan sidang, report sekaligus tesis, dan tak lupa ... insiden patah hati
:sigh:
cukup untuk segera berikrar...
pengen buru-buru ke Hollaaaaaand, biar lupa semuah!!!!:ahaha:
Mending pas lagi nyiapin kelulusan, ada kerjaan... nah, pas dari udah lulus [officially akhir oktober... tanggal sabaraha nya kemaren wisuda tuh, lupa razz, heuheu...] ampe menjelang pergi...
dooooh, eta mah bosen pisaaaan di rumah na ge. PISAN

Terutama untuk mengalihkan perhatian, ngabeberah manah. Ck... ck... pemalesan banget lah pokoknyah...rolleyes
Rachma termasuk orang yang bosenan, dan gak sabaran, hehehe. Jadi, dengan sadar hati berikrar
"bosen ah sakit hati terus, bosen nangis terus,,, jadi dengan ini menyatakan: periode sakit hati ini harus berakhir, titik"
dengan sedikit doktrinasi: " I'm far too precious to get hurt " mrgreen
I really mean it... and I did it...

yay, me
:ahaha:
hueheheheh, happy to get back my living life... feel so light, enchanted.

Tibalah pada pertanyaan, rencana pulang ke Indonya gimana, sekali setahun... atau...?
Ngg... kalau rencana Rachma, bakal pulang kalau kangeeeeeeeeeeeeeeeeeen banget, so it could be anytime. Ta...pi, sebelum pergi, terjadilah suatu perjanjian dengan Mama Rachma:

Mama : tiket PP tuh kira-kira berapa?
Me : sekitar 1000 dollar [mungkin lebih]
Mama : sekitar berapa itu?
Me : ya tergantung kurs dollar rupiah. Ya sekitar 9 atau 10 juta.
Mama : 10 juta demi selembar tiket?? Kalau gitu gak usah pulang. Uangnya ditabung aja.
Me : [Mom....:tsk: How could that be....]. Kalau kangen ntar gimana... masa gak boleh pulang juga....
Mama : ya gak usah kangen aja. Kangennya ditahan. Mama aja dulu gak kangen-kangenan kalo pisah dari orang tua
Me : :argh: [sejauh-jauhnya Mama pisah dari mMih berapa mil sih... rolleyes]. Kok gitu sih Ma... lagian uang siapa coba, kan gaji Rachma juga, beli tiketnya gak pake uang Mama kok... :sigh:
Mama : Iya, uang kamu. Tapi 10 juta itu uang yang gak kecil. Daripada dipake cuma buat ngelepas kangen, ya mending ditabung, dipakai beli ini beli itu, yang lebih manfaat daripada selembar tiket
Me : ... :siga:[I'm using my own money]
Mama : Kalau pulangnya buat nikah. Baru boleh.
Me : :ha?: Maksud Mama?
Mama : Ya, kalau misalnya ntar kamu nelpon, bilang mau nikah, ntar kita di sini nyiapin segalanya. Baru kamu boleh pulang, ntar balik lagi ke Belanda.
Me : :ayokona: [so, there is additional visa to visit my own country. A husband???]
Mama : Mama pokoknya gak mau tau. Sebelum lulus PhD mesti dah nikah.
Me : [yadda... :waaah: gimana cara???]. Ma, kan kita gak tau kapan ketemu jodoh. Kumaha sih Mama teh... heuuu... aneh-aneh wae :sweaty:
Mama : Ya, terserah kamu nyarinya gimana. Pokoknya dari Mama ya kaya gitu. Mama sama Papa cuma ngasi restu, ngasi izin, yang nyarinya ya kamu sendiri toh... Kenapa coba kemaren-kemaren gak mau dijodohin...
Me : [mulai deh mulai...]. Yah, liat nanti aja deh [I'm going anyway, I have the ticket already... ]


Dan sekarang, setelah nyampe di sini,,, lagi-lagi mencari inspirasi... biar tau mau ngapain...biar ada kerjaan. Bahasa kerennya adalah studi literatur. Well, yeah, emang penting sih yang namanya brainstorming itu... mrgreen. Ngomong-ngomong, kenapa yak, frase inggrisnya adalah brainstorming... hmmm... gimana kalo ... braintornading [biar lebih dahsyat? cool]

Alhamdulillah udah dapet pencerahan, setelah beberapa hari semedi depan komputer, baca jurnal satu-satu... kalo gi bosen, ya ujung-ujungnya browsing yang lain, hihihi.
Dengan berbagai hal yang lewat di pikiran, terlintas begitu saja, terjadi begitu saja....

But...there is a moment, I feel so happy. Ureshikatta.
dan itu terjadi ketika... pada suatu hari saat awal-awal nyampe ke sini, got a phone call, horeee...
Gak tau juga ya kenapa Rachma sebegitu girangnya hari itu. Mungkin karena ada temen ngobrol di sela-sela 'gak tau mu ngapain', karena tahun baru pun... di kamar aja menikmati jetlag... mrgreen.

Bahkan ketika malemnya dapet nightmare, dan paginya dapet voip lagi. Hehehe, you called in a right time, in a perfect moment. Di sela-sela cemas gak jelas karena mimpi yang gak jelas, it felt most like the cure, the sweet one. Sangat membantu menenangkan hati.
Ya, untuk kerja optimal itu, sangat perlu ketenangan biggrin. Kalau tenang kan... para inspirasi itu tiba-tiba berdatangan.. cling...cling... datang dengan sendirinya, and sweetly say "hello, I'm coming. I'm here" mrgreen.

Ngomong-ngomong dengan telpon, sebenernya Rachma agak parno ma telpon-telponan, takut yang disebrang telpon sana terpesona sama suara Rachma :ahaha:.

Huehehe, so mostly I deny to have a phone conversation.
kekekekek... percayaaaa aja :eheh:

Talking about 'the cure'... tentunya ada suatu kebahagian tersendiri kalo kita bisa jadi obat untuk orang lain. Obat dalam artian... yah, sesuatu yang bisa bikin keadaan lebih baik :).
That will be really nice. And sweet wink.

Oya, di lab itu, topik yang sedang hangat adalah mengenai nama Rachma yang cuman satu suku kata mrgreen. Kan mu publikasi tuh, di sini kan biasanya ada nama keluarga. Karena nama Rachma gak ada nama belakangnya, professornya bingung :ahaha:.
Mantan daily supervisor [mds] Rachma nanya:
mds: how should I write your name? Rachmawati Faturachman?
me: no..no, if you really need two names, just write my name twice.
mds: so it's Rachmawati Rachmawati?
me: ya ya, just write it like that
mds: okay, fine. To make sure I write your name correctly
Setelah selang beberapa hari, dia bilang lagi. Kebetulan waktu itu ada supervisor[spv] Rachma yang sekarang

mds: Rachma, my professor was asking about your name. what's this? why it has only one name. And I said, well ya, she has only one name.
me: mrgreen
mds: You should add another name. Faturachman. Well, how about R.Rachmawati?
spv: What is R?
mds: Well ya. I mean... Rachma, is there any other Indonesian whose name is Rachmawati?
me: yes, there is.
mds: How do you know if it's you?
me: I just know it
mds: How will other people know if it's you?
spv: How do you know if there is no other M***** F****? [nama temen selab yang kebetulan ada di situ]
mds: Not like this one
me: mrgreen
mds: There are at least two G***** d* S*** in Netherland [his own name]


and there it goes... nama satu kata yang dimiliki mungkin hanya orang Indo saja, jadi topik unik tersendiri. I don't mind with that, why should I change my name anyway. My name is Rachmawati. There is no other Rachmawati who is like me. I'm unique, everybody is mrgreen.
Ntar kalau dibahas-bahas lagi, sekalian aja bilangin: Orang Indo dengan nama Rachmawati yang kerjaannya berkecimpung di kimia polimer baru Rachma aja kok, heheheheh. Dan begitulah, untuk official name yang perlu dua nama, biasanya Rachma tulis dua kali. Di surat kontrak rumah, kartu ABN AMRO, di asuransi AON, bahkan di email official universitas, tertera nama official Rachma jadi R. Rachmawati mrgreen. Yeah, whatever.

Kalau dilihat sejarah... nggg... nama-nama jaman baheula emang cuman satu kata, nama-nama orang Arab jaman baheula juga gitu, cuman satu kata. Nabi dan Rasul juga, cuman satu nama. Siti Khadijah misalnya, namanya cuman satu ajah, siti itu kan bukan nama, melainkan panggilan, setara nyai, neng, nduk. But we know to whom each name refers to. Kalau kata temen selab dulu, budaya mencantumkan nama keluarga itu datang dari Inggris. Beruntunglah budaya itu gak mewabah :ahaha:.

Tapi mungkin harus dipertimbangkan ngasi nama yang unik buat anak, pleus jangan lupa nambahin nama 'keluarga' mrgreen.


~ from this moment... ureshikatta, dakara ... ashita, kimi ni aitakute ... aitakute ~

4 comments:

ganDA RAHman garNADI said...

wah, diancem nikah ni??? gawat atau beruntung?? hehe..
1000 dolar?? hmm... bisa keliling eropa tuh. siapa tau ketemu jodoh disana :))

Rachmawati said...

Amiiiin, moga ketemu jodoh. kekekek.

Yang namanya diancem tuh ya... Gawat.

:D
Kaya nunggu miracle aja ini mah.

ya, 1000 euro udah bisa ngunjungin lima negara EU bahkan lebih, heheheheh. Tapi buat shopping+sight seeing atuh, bukan buat nyari jodoh :D .

ganDA RAHman garNADI said...

masa si? padahal dulu, taksi dari istanbul ke edirne habis 100 euro loh. apa itu terlalu luxury kale ya? harusnya backpackingan...

Rachmawati said...

Nya enya atuh da Ganda mah naek taksi, biasana ge backpakcer mah naik kereta kelas dua, terus nyari tiket last minute pangmurahna. Nyari temen yang bisa ngasi akomodasi pleus tour guidance gratis. Atau reserve hotel dan tiket berbulan-bulan sebelumnya :D, jadi 300 euro tuh dah sama belanja segala macem untuk satu kali kunjungan negara eropa. Kalo yang deket mah paling abis 100 euro.

Taksi mah luxury pisaaan.
Apalagi taksi Belanda, grrr mahalna...
[kecuali taksi student, masih berprikemanusiaan ongkosnya :D]

Popular Posts