Sunday 17 May 2009

Happy smiling

“You haven't lost your smile at all, it's right under your nose. You just forgot it was there.”
~ unknown author ~


Hari ini baca berita, bahwa berdasarkan survey, Indonesia ada di posisi pertama sebagai negara yang rakyatnya paling murah senyum, pleus paling ramah cenah... Ngomong-ngomong tentang ramah, salah satu profesor di lab pun emang pernah cerita kalo yang paling berkesan saat kunjungannya ke Indo adalah keramahan... yang waktu itu malah kita mah nyimpulinnya, mereka mah excited-nya kayanya bukan karena niat ramah sebenernya, tapi karena excited liat ada bule, heheheh.


Ngomong-ngomong tentang senyum, Rachma diajarinnya harus banyak senyum ... di depan orang yang gak disukai sekalipun. Bahkan ketika lagi ngobrol pun, ngobrolnya sedemikian sehingga seolah-olah lagi senyum (tepatnya di antara senyum dan ketawa). Cenah itu teh akan menunjukkan air wajah (hahay, idiom bahasa Indonesia biggrin) yang ramah, menyejukkan, pleus menentramkan hati (diborong semua razz). Singkat cerita, Rachma terbiasa untuk sering senyum sama orang, tapi jarang ngomong (bukan bermaksud jaim, tapi... yah, gimana ya... Rachma cerewetnya ama yang deket aja sih, jadi kalo gak mau dicerewetin sama Rachma, ya berarti jangan kenal deket razz). Kalo dulu mah pas masih kecil, ama salah satu Uwak seringnya dibilangin: "Neng... matanya bagus, senyumnya manis,,, sering-sering senyum ya....". Rachma yang masih polos pun senang-bahagia-tersipu-tersanjung jadimalu2 , dan sangat percaya sama perkataan sang Uwak, terdoktrin dengan kuatnya, menghasilkan kepedean tingkat tinggi, hihihihi. Makanya ama anak kecil mah mesti hati-hati kalo ngomong, percaya-percaya ajah soalnya, haha. Tambah lagi ama Mama atau mMih suka dipanggil: si sayang, si geulis... ato kalo ketemu sodara yang jarang ketemu, suka dikomenin: Neng, meni tambih geulis wae.... ah, udah weh, eta mah bibit-bibit kenarsisan tumbuh dengan suburnya, kekekek razz. Ato dulu pas di kampus waktu masih sering ngasi tutorial kidas TPB, baik yang kerja sama antarhimpunan ato yang ama gamais ato kabinet, kan suka ada daftar hadir pleus kolom komen/kritik/saran... terus suka ada yang ngisi komen "Teteh pengajarnya cantik"... dan Rachma lebih suka baca komen-komen itu dibanding yang beneran kritik saran, nyahahahaha... razz. Udah gitu, sekarang di Groningen... tiba di suatu kawasan di mana jiwa artis adalah syarat wajib jadi warga Groningen, hihihihi, jadi weh kenarsisan berkembang sangat pesaaaat.... cool


Senyum bisa dianggap sebagai terapi, dalam artian kalo lagi sutres dan mumet...coba deh luangkan waktu untuk ngambil nafas panjang, terus senyum. Karena senyum identik dengan kebahagiaan, setidaknya dengan membiasakan sering senyum, kita belajar meng-acknowledge... apapun yang terjadi... hidup ini indah dan sudah sepantasnya disyukuri. Senyum juga bisa jadi signature. Tiap orang punya senyum yang khas. Yah, walopun ada grade-grade tersendiri, hehe, ada yang senyumnya biasa aja, ada yang ampe bisa bikin orang terpesona. Tapi, Rachma kira semua orang setuju, lebih seneng liat orang senyum daripada yang lagi cemberut (oke..oke, ada pengecualian, nu geulis mah lagi cemberut pun tetep we geulis, ahahahahah razz).


Senyum adalah shadaqah, tidak hanya bagi orang lain... tapi juga bagi diri sendiri. Jadi, mari kita budayakan senyum. Let's brighten up our days... Happy smiling!






Today, give a stranger one of your smiles.
It might be the only sunshine he sees all day.

(Quoted in P.S. I Love You, compiled by H. Jackson Brown, Jr.)

2 comments:

edwards said...

Survey itu rasanya emang benar. Tapi kadang sampai curiga juga sih, melihat bahwa di negeri kita tercinta ini begitu banyak permusuhan terjadi.

Atau senyum dalam survey itu "senyum kecut"?

bagaimanapun, senyuman (tulus) itu selalu baik :)

Rachmawati said...

Yup, masyarakat Indo emang mantap... mu gimana pun keadaan ekonomi dan politik, mereka mah tetep ramah dan sering senyum. Dan Rachma pikir, kalo dalam konteks kata 'masyarakat' ... senyumnya beneran senyum kok. A lot to learn from them.

Popular Posts