Tuesday 13 July 2010

Gouden baren

Mari-mari gunting pita untuk pembahasan topik pertama di rubrik The Yuppie's: emas batangan.


Gambar diambil dari sini.

The Yuppie, apakah itu?
Menurut Om Wiki, penjelasannya adalah sebagai berikut:
Yuppie (short for "young urban professional" or "young upwardly-mobile professional") is a term that refers to a member of the upper middle class in their twenties or thirties. It first came into use in the 1980s.
Berkenaan dengan istilah the Yuppie, Rachma lebih menekankan image seorang young professional yang sukses DAN tau diri razz.


Eniwei, mari kita mulai obrolan kali ini...
Ada quote bijak yang menarik untuk direalisasikan: "jadi anak jangan nyusahin orang tua, jadi orang tua jangan nyusahin anak", dan Rachma tambahin lagi: "jadi istri jangan nyusahin suami, jadi suami jangan malu-maluin istri".
[interpretasi terserah imaginasi Anda, heheheh razz].


Mengapa emas?

Berdasarkan cerita antah berantah, si emas ini punya nilai intrinsik yang cenderung stabil dari waktu ke waktu, jadi cocok sekali dijadikan "tabungan dingin". Awalnya Rachma hanya mendengar cerita-cerita menarik saja dari dunia peremasan ini, tapi tidak begitu tertarik untuk invest dan jadinya males-malesan untuk mulai merambah dunia emas batangan. Namun apa mau dikata, kenyataan memaksa Rachma untuk mulai melirik emas,,,, secara mata uang Euro terkena inflasi, jauh banget lagi inflasinya. Itungan kasar, 1 euro pernah mencapai 16000 sekian, bandingkan dengan sekarang 1 euro sebanding dengan 11000 sekian. Perbedaan 5000 per euro ini amat sangat ngaruh sekali untuk nominal tabungan 5 digit:
e.g.
untuk 1 EUR= Rp. 16.000, maka 10.000 EUR setara dengan Rp. 160.000.000,-
untuk 1 EUR= Rp. 11.000, maka 10.000 EUR setara dengan Rp. 110.000.000,-

Yeah right, inflasi menyebabkan kehilangan uang 50 juta per 5 digit tabungan. Gimane kagak menghela nafas tuh?

Rachma pun mulai mencari informasi tentang invest emas ini dan Rachma dapet info berikut:
- kisaran normal tabungan emas yang dianggap aman adalah 200 gram, dengan acuan cukup untuk membiayai 2 orang untuk naik haji (e.g. suami istri).
- di Indonesia, orang yang niat invest emas batangan biasanya beli emas di Antam Pulo Gadung. Ready stock emasnya muali dari 5 gram, 10, 20, 50, dan 100 gram. Kalo lebih dari itu, biasanya harus ngontak dulu Antam-nya untuk menanyakan ketersediaan emas.
- kalau pengen beli dengan harga lebih murah dari Antam, mesti rajin-rajin ngecek toko emas yang emang ngejual emas batangan. Keuntungan beli di toko emas adalah karena update-an harga toko emas lebih lambat dari update-an harga Antam.
- kalo karena alasan security males beli ke Antam, bisa pesen emas fisik online, misal dari emas24karat. Rachma belum pernah sih beli emas dari web ini, tapi kalo dari review, emasnya dikirim express dalam satu hari setelah transaksi. Terus pas nerimanya, difoto dulu bareng kurir sebagai bukti emasnya dah diterima. Jadi kalo beli emas fisik dari web ini dan tau kira-kira kapan kurir akan datang, pastikan pake baju layak difoto, heheheh. Yang Rachma suka dari web ini di antaranya: memungkinkan bisa nabung emas dulu sebelum memutuskan cetak emas fisik.
- bila berniat membeli emas batangan dalam jumlah banyak, disarankan untuk setidak-tidaknya memiliki beberapa emas batangan dengan nominal kecil. Alasannya, jika perlu uang mendadak, akan lebih mudah menjual emas 20 gram (sekarang setara 7 juta), dibanding menjual emas 100 gram. Yah, tentunya ini relatif, hanya untuk gambaran saja.
- untuk penyimpanan, bisa menyewa jasa safe deposit box dari bank (biaya per tahun, isi deposit ditanggung penyewa).


Rencana Rachma untuk invest di emas batangan ini kira-kira sebagai berikut:

1. Dana pensiun
Mengutip perkataan Bill Gates: "If you were born poor, it's not your mistake, but if you die poor, it's your mistake",,, jadi untuk dana pensiun ini, Rachma targetkan saat Rachma mencapai umur 65, setidak-tidaknya Rachma punya tabungan masa tua dalam bentuk emas fisik sebanyak 1 kg. Kenapa 1 kg? Ummm... kayanya keren aja gitu punya emas 1 kg, yang tentunya lebih keren lagi kalo tabungan emasnya lebih dari 1 kg, heheheh biggrin.

Mengingat sekarang usia Rachma 25, jadi dalam 40 tahun Rachma harus ngatur-ngatur uang biar target emas 1 kg nya kesampaian:
40 tahun = 1000 gram
=> nabung 2.083 gram/bulan

* itu untuk itungan single. Kalo dah nikah, ntar lah Rachma tanya dulu suami Rachma mau gimana investasinya, heheh.

2. Qurban
Rachma pengen merutinkan Qurban sapi per tahun, buat sekeluarga tentunya. Untuk ini, Rachma mengalokasikan tabungan emas 2 gram/bulan. Kalo ternyata 24 gram emas gak cukup buat beli satu sapi ya... palingan Rachma minta Papa buat ngisi kekurangannnya, heheh.

* kalo dah berumah tangga pun, Rachma pengen habit ini tetep jalan

Sebagai rekapitulasi, jadinya Rachma berniat merutinkan nabung emas 5 gram/bulan (2 gram dana pensiun, 2 gram dana Qurban, 1 gram dana lain-lain) atau sekitar 60 gram/tahun, masih di bawah nisab zakat, heheheh. Atau kalo lagi ada keperluan lain, setidak-tidaknya nabung 1 gram/bulan.


Harga emas ini fluktuatif sekali per menitnya, jadi kaya mantengin harga saham. Oya, kalo di sini salah satu web onlinenya adalah goudmarkt. Lumayan lah, kalo lagi gak ada kerjaan, liat-liat harga emas. Terus ngaruh juga pas Rachma lagi screen shopping: " wah, ada tas lucu, harganya 90... tapiiiii tinggal nambah 80 lagi dah dapet emas 5 gram..." ... jadi weh Rachma gak jadi belanja tasnya... soalnya jadi lebih khusyu nabung buat beli emas yang lebih gede mrgreen. Maklum, ini nabung emasnya masih dari uang sisa... jadi mesti ngatur uang begini begitu heheh... dana utamanya lagi dialokasikan buat proyek repelita "village center". Kalo ada mood, kapan-kapan Rachma share tentang proyek itu.


Ah, sebagai disclaimer, rubrik "The Yuppie's" ini dimaksudkan untuk sharing-sharing saja, bukan sebagai lahan show off, bukan pula sebagai lahan doktrinasi. Kalo kesannya kaya show off, ya jangan nyalahin Rachma kalo Rachma memang keren, hueheheheh. Kalo kesannya kaya mendoktrin, ya jangan nyalahin Rachma juga kalo ternyata Rachma persuasif (salah situ mau dipengaruhi, ihihihihih razz). Jadi untuk hal-hal sejenis, Rachma kasi disclaimer standar:
I assume you take full responsibility of anything you read, including this post. While you might not seriously take into account the influence of a writing, then I want to remind you that anything you read will influence your thought more or less, so please keep in mind that you are responsible for filtering any philosophy I insert in my writing.

See ya next time.

0 comments:

Popular Posts