Monday 14 December 2009

Chatter box

Berangkat dari premis "you can create everything you want in your mind, it's all border-less", alkisah suatu waktu Rachma bermimpi pengen punya rumah yang guedeeeeeee, walopun gak tau juga buat apa bikin rumah gede-gede, hihihihih. Dan selanjutnya, tibalah bercakap-cakap dengan seorang teman mengenai rumah. Ceritanya, temen Rachma ini pengen punya rumah di Bandung, buat dihadiahkan untuk ibundanya tercinta (see how nice she is!). Terus dia cerita tentang susahnya nyari rumah yang cocok harga, desain, dan segala hal terkait lainnya. Saat itu, sebagai seorang cewek, bisa dikata Rachma tidak mengizinkan diri sendiri untuk punya rumah, ato beli rumah, ato sejenisnya. Yah, kalo koleksi tanah mah boleh lah, tapi kalo punya rumah, umm,,, that's a different story [kan ceritanya Rachma menyediakan ladang pahala buat suami, hahah! razz]. Kalo lagi ngobrol-ngobrol seolah sepakat untuk,,, never ever let your money stays nicely in the bank. If you want to have something, have it in the form of 'thing', not money [lagi, alasannya menyediakan ladang amal buat suami, heheheh razz].


Dalam kesempatan lain, ceritanya Rachma mendengarkan wejangan dari seorang ustadz. Di kabinet sebelumnya sih beliau ini salah satu anggota DPR, tapi sekarang udah nggak. Saat itu, beliau membahas tentang fenomena muslim kaya. Dalam artian, tidak bisa dinafikan bahwa kekayaan itu penting dan bisa menjadi kekuatan. Saat itu dengan menegaskan konsep zuhud, beliau mendorong kami-kami ini untuk...
- menjadi orang yang kaya raya,,, biar lebih mudah dan lebih banyak berkontribusi kalo mau beramal ini itu
- punya rumah yang besar,,, biar lapang cenah, biar pertumbuhan anak lebih okeh
- punya kendaraan yang bagus,,, biar umat muslim kagak dicap miskin
- memperhatikan penampilan,,, bo' ya jangan mendholimi mata orang lain gitu Jeng
Tentunya, saat itu beliau menjelaskan poin-poin tadi dengan berdasarkan pada premis, bahwa di masa depan, kami-kami ini akan jadi orang penting, orang kaya (waktu itu kita-kita ngaminin dengan suara keras penuh semangat, hihihih mrgreen). Eniwei, intinya mah, poinnya yang bagian rumahnya itu. Jadilah kembali Rachma berhayal... pengen punya rumah yang lapaaaaang blogger-emoticon.blogspot.com.


Singkat cerita, untuk tau kisaran harga,,, Rachma pun mulai nyari-nyari info perumahan di Bandung. Yang tentu saja, harganya bikin sakit kepala. Model-model rumah yang Rachma suka itu harganya di sekitaran 1 M, hhh.... kapan punya rumahnya itu,,,, blogger-emoticon.blogspot.com. Gegegeg,,, Rachma konsen nabung buat punya mobil aja dah, yang lebih realistis....


Di lain waktu, ceritanya kan ortu Rachma ada rencana ngerenov rumah tuh... tibalah hayalan Rachma nyambung ke situ. Rachma pun sedikit demi sedikit menuangkan hayalan lewat desain yang Rachma ajukan buat ortu Rachma. Akhirnya, setelah lewat pemilihan yang alot,,, secara jurinya Mama Rachma gitu yeee, kecerewetannya lebih advanced, hihihih razz (but of course I love my Mom the way she is wink). Desain final yang Rachma ajukan terinspirasi dari model ini:


Kredit gambar: Architecturaldesigns


Ngeliat beberapa sketsa lain di web itu, ada kesamaan penataan ruang,,,, salah satunya, centernya itu adalah living room, terus tempat makan deketan ama dapur (tentunya biar praktis ya, kalo dah masak tinggal taruh di meja makan mrgreen). Jadinya Rachma pun mengajukan desain ini, seminggu sebelum bongkar rumah dimulai:


Tentunya desain final yang dibangun bukan yang di atas itu. Ada ukuran yang diubah, ada ruangan yang digeser, etc. Soalnya cenah, di denah itu tuh ada beberapa prinsip arsitek yang dilanggar,,, heheh, lagian ya meneketehe prinsip bangun rumah yang bener tuh kaya gimana, itu mah kan karena suka-suka aja bikin sketsa di Sketchup. Namanya juga ngayal, hihih. Yang jelas, kalo bikin rumah sendiri itu tentunya bisa nge-cut budget cukup gede, tapi jadi cape gitu kayanya. Keliatan kalo Mama jadi kurusan karena ngurusin itu, terus Papa Rachma jadi sibuk ini itu ngurusin orderan bahan. Rachma jadi ngerasa bersalah,,, blogger-emoticon.blogspot.com. Rachma juga pernah cerita kan kalo tuh rumah jadi ada lantai duanya di atas garasi. Nah, itu tuh dibuat karena keinginan si bungsu yang cenah pengen punya kamar di atas. Dasar ya, Rachma aja ngedesain kamar sendiri ukuran 8x4 itu tuh udah ngerasa gede banget. Ini adik cowok Rachma pengen punya kamar di atas, ukurannya 12x5. Omigod, mu dijadiin lapangan basket kali tuh kamar yak. Dan Papa tuh, saking sayangnya ama adik Rachma, dituruti aja. Udah mah ngecor betonnya mahal, udah kaya bikin rumah ke-2 itu mah. Dan jahatnya, Rachma lepas tangan untuk masalah ini, dengan pembelaan Rachma tidak mendesain adanya lantai 2 saat ngajuin denah, hihih.


Eniwei, untuk menutupi rasa bersalah karena ngedesain rumah segede-gede gaban, ceritanya Rachma berencana beliin furnitur baru buat Mama. Lebih tepatnya tempat tidur baru. Setelah searching ini itu, tempat tidur yang bagus itu harganya di sekitaran 10 juta, dengan karakteristik per terpisah ... jadi kalo satu bagian gerak, yang lain gak ikutan, alias kalo yang satu tidurnya 'motah', yang lain gak keganggu. Terus bahannya dari latex, biar mikroorganisme dan makhluk kecil lainnya susah tumbuh. Anehnya, setelah Rachma floorkan ide ini sama Mama, beliau teh tampak keberatan untuk menghabiskan uang itu demi satu bed baru. Rachma kadang suka bingung,,, mahal sih iya, tapi kan demi kesehatan namanya juga, biar tidurnya nyaman. Kalo secara generalnya mah, ortu Rachma tuh udah waktunya hidup senang, gak perlu mikirin kepentingan anak-anaknya mulu. Tapi ieu mah keukeuh uangnya disalurkan buat beli tanah baru. Beuh, semua orang dibikin riweuh. Yang asalnya Rachma mu beli D300S, jadi bye-bye-surabay. Ampe Rachma bela-belain narik tunai dari kartu kredit, demi nambah transferan. Ampe menu makan diirit ini itu. Saat itu Rachma ampe kesel gitu sama Mama. Sampe kepikiran,,,, how could she do that to me??? How could she agree to buy the land on behalf of me? Tsahhh, pokokna Rachma marah besar lah, sampai satu saat Rachma bilang sama Mama kurang lebih kaya gini: "Mama, ini tuh uang Rachma. Harusnya Rachma dong yang nentuin tuh uang mu dipake apa. Ini kesannya Mama yang punya keinginan, terus karena Rachma punya tabungan, Mama jadi sekenanya beli ini itu. Gimana ceritanya sih kok bisa setuju beli tuh tanah, itu kan perlu uang gede, kenapa sih kok Mama gak merhitungin mateng-mateng... bla... bla...bla". Hehehe, I can't believe myself I said those words to my mom. Her nice-quite-daughter suddenly gets angry, hihihihih. Abisnya kesel da emang. Gileee, kebayang gak sih Rachma hidup di Groningen dengan megang uang 50 euro buat hidup sebulan. Argggggh, I did get angry that time!!! How could she do that? How could she? What was she thinking????!!!! blogger-emoticon.blogspot.com


Sebagai orang yang kerjaannya senyum-senyum, ketawa-ketawa, nurut ini itu, tentu sajah marah Rachma saat itu membuat suasana rumah jadi horor, hahahah blogger-emoticon.blogspot.com. Ato kalo kata temen, kalo Rachma marah, gak perlu ngomel-ngomel, cukup diem tapi sambil ngeliat pake tatapan killer, nyahahahah... razz. I mean, geez, how dare you make me angry??!! Cari masalah aja. Boleh jadi Rachma orangnya easy going, males lah nyari masalah ampe mesti marahan apalagi nyimpen rasa gak suka. Marahan gitu kan kaya anak kecil banget jadinya (mode sok-sok dewasa razz). Cuman kalo udah ampe lewat batas teh suka,,, aih, kayanya Jeng ini mesti dikasi peringatan, kayanya Mas itu mesti dikasi pelajaran [tentunya dengan mode lempeng pake senyum manis].


Eniwei, ada yang menarik dari kasus pembelian tanah tadi. Jadi, ceritanya kenapa ortu Rachma keukeuh ngebet banget pengen beli tuh tanah adalah karena secara histori, tanah itu dulunya milik nenek moyang Rachma (ceileh, pake kata nenek moyang, hihihih). Dan bisa dibilang, kayanya Papa Rachma tuh punya ambisi ngambil balik tuh tanah-tanah yang tentunya sekarang kepemilikannya udah nyebar ke mana-mana. Sedikit demi sedikit ortu Rachma membeli tanah-tanah itu. Yang kadang Rachma suka amazed sendiri, keren ya ortu Rachma, dengan gaji PNS yang gak seberapa, bisa punya tanah di mana-mana. I mean, umm, seingat Rachma dulu kan gaji guru SD tuh di bawah satu juta, sekarang mendingan ... sekitar 2-3 juta. Rachma mah asli salut banget ama cara Mama manage keuangan keluarga, keh-ren banget lah pokoknya, te-o-pe be-ge-te. Dan gennya nurun lah ya ama kita-kita anak kesayangannya, hihihih... genetic rocks! razz (termasuk sifat narsisnya juga nurun, heheh).


Hal lain yang menarik adalah, adik bungsu Rachma, cowo satu-satunya, yang manjanya gak ada dua, yang nyebelinnya gak ada tandingannya, si juragan kasep yang banyak maunya, berkeinginan untuk memanage sendiri pengelolaan tanah yang baru dibeli itu, karena kebetulan jaraknya juga deket rumah. Pas denger itu... ceileh... si Ujang kasep udah mau manage tanah, kasi jempol deh! Selidik punya selidik, dia teh cenah pengen beli komputer baru dengan budget 7 juta, pleus pake acara pengen beli motor (padahal umur aja belum cukup buat punya SIM). Kecil-kecil banyak maunya (eh, Rachma juga sama deng, banyak maunya juga, hahah jangan-jangan ini genetic juga razz). Sebetulnya sih tabungan dia banyak. Ah, ini poin penting, dia teh ntah kenapa, gak pernah jajan di sekolah, jadi uangnya teh astaghfirullah banyak pisan. Yang akhirnya mah uangnya dia dipinjem Mama buat nambahin beli bahan rumah, hahahah. Tentu saja adik Rachma tau kalo dipinjem Mama tuh uangnya ntah kapan dibayarnya, hihih, jadi dia mencari lahan lain untuk menghasilkan dana, salah satunya dengan beralih ke pertanian. Untuk ukuran anak kelas dua SMA, masih 15 tahun, kepikiran buat ngelola tanah, hoho, salut Rachma. Udah gitu pake taktik, dia ngajakin adik cewek Rachma untuk berbagi modal buat ngelola tanahnya. Well, that's a good start. Did I ever mention he has other source of money from other farm-thingy? Ah, you'll just be amazed how our parents teach us a lot of things since we were kids.


Mmm... I wrote this post to make myself fall asleep sooner. So random, heheh. Anyway, have a great day everybody. Hope you enjoy your day. Keep smiling!


blogger-emoticon.blogspot.com

I miss my family.

4 comments:

Agung said...

"...you'll just be amazed how our parents teach us a lot of things since we were kids" --> untuk orang tua PNS, i think ngajarin investasi is 'something'. That's very good.

Rachmawati said...

iya, pendidikan sejak dini :D

Agung said...

eh, ini ada link bagus, siapa tahu terispirasi rancangan bangunan semacam ini, hehehe...

http://x-ingbooks.com/alphabetcity.html

Rachmawati said...

lucu-lucu rancangannya, kreatif. Tapi jadi gak tega kalo bentuk lucu kaya gitu dijadiin rumah :))

Popular Posts