Kesuksesan menjalani profesi sebagai seorang PhD (Doctor of Philosophy) dapat diformulasikan sebagai fungsi dari x:
x = waktu kerja, konteks kontrak 4 tahun
q = taqdir!
d = doĆ”
a = keajaiban
b = keberuntungan
s = kesehatan fisik dan mental (yang berkaitan ma semangat kerja maksudnya )
e = eksperimen di lab
l = literatur yang dipahami
v = kreativitas kerja
i = interpretasi tepat terhadap literatur, eksperimen, dan olah data
s = kesalahan kerja: salah ngitung, salah nambah zat, salah baca jurnal, salah baca/ngolah data, dan salah-salah lainnya
m = malas, moody
t = stres karena deadline (plus group meeting, report, ato poster! ), homesick, suntuk, bete, sedih, ato mungkin masalah hati
p = pendapat konstruktif dari supervisor, temen lab; so iye baca buku dan jurnal; hasil berbosan ria ngehadirin konferensi, seminar, group meeting, kolokium, dan meeting-meeting lainnya
j = jalan-jalan, liburan (ngahedon! ) [dengan sadar hati mengakui variabel ini fungsinya selevel dengan kegiatan “menuntut ilmu”]
f = fesbuk, frenster, yutub, dan lain-lain yang ngabisin waktu (yang dilakukan saat jam kerja, mungkin online shopping masuk juga di sini, heheh )
Disclaimer: fungsi PhD(x) ini sewaktu-waktu dapat berubah tanpa alasan yang jelas. Kalopun gak ada penjelasan rasional, maka akan dicari latar belakang, teori, dan konklusi, sedemikian sehingga fungsi PhD(x) ini jadi tampak rasional.
...
...
kadang profesi ibu rumah tangga tampak lebih menggiurkan....
d = doĆ”
a = keajaiban
b = keberuntungan
s = kesehatan fisik dan mental (yang berkaitan ma semangat kerja maksudnya )
e = eksperimen di lab
l = literatur yang dipahami
v = kreativitas kerja
i = interpretasi tepat terhadap literatur, eksperimen, dan olah data
s = kesalahan kerja: salah ngitung, salah nambah zat, salah baca jurnal, salah baca/ngolah data, dan salah-salah lainnya
m = malas, moody
t = stres karena deadline (plus group meeting, report, ato poster! ), homesick, suntuk, bete, sedih, ato mungkin masalah hati
p = pendapat konstruktif dari supervisor, temen lab; so iye baca buku dan jurnal; hasil berbosan ria ngehadirin konferensi, seminar, group meeting, kolokium, dan meeting-meeting lainnya
j = jalan-jalan, liburan (ngahedon! ) [dengan sadar hati mengakui variabel ini fungsinya selevel dengan kegiatan “menuntut ilmu”]
f = fesbuk, frenster, yutub, dan lain-lain yang ngabisin waktu (yang dilakukan saat jam kerja, mungkin online shopping masuk juga di sini, heheh )
Disclaimer: fungsi PhD(x) ini sewaktu-waktu dapat berubah tanpa alasan yang jelas. Kalopun gak ada penjelasan rasional, maka akan dicari latar belakang, teori, dan konklusi, sedemikian sehingga fungsi PhD(x) ini jadi tampak rasional.
...
...
kadang profesi ibu rumah tangga tampak lebih menggiurkan....
5 comments:
oooh, begitu yach...
kaya'nya gw harus mikir ulang buat lanjut sekolah...
hehehe, PhD bisa jadi ajang yang sangat baik untuk melatih mental ;p
lagian menuntut ilmu mah investasi jangka panjang, jadi tetep banyak segi positifnya
*sekuat tenaga mendoktrin diri meresapi kalimat barusan =))*
iya dong.. banyak segi positifnya.. semangat ya rachma...
jadi dua duanya aja.. Phd and house wife.. sounds great! :)
Hebat persamaannya...
Setuju, ilmu pasti bermanfaat..!
Ulya: Makasih banyak Ul, ini lagi berusaha lebih tawadzun :)
K Aby: ya, eta mah persamaan hasil ngarang indah, heheh
Post a Comment