Comfy shoes, a fabulous bag, and a fancy dress can assemble a nice attire.
Add some accessories, and when you look in the mirror... you can see the other side of you.
Walk in harmony, with confidence.
Show a nice smile and say hi to everyone.
You will find yourself radiating a good vibe.
It is a given that people respond nicely to a person radiating happiness.
Nevertheless, when you examine the reality once in a while, of course not everyone is happy for you.
There are always some people who envy you with a lot of hatred.
But you keep walking, gracefully.
Because you know, somewhere deep down in your heart, that it is always wise to cherish your life, no matter what.
And we all know, we can never go wrong with black shoes and a black bag ;).
Friday, 2 March 2012
Het zwart
Posted by
Rachmawati
at
11:45
0
comments
Links to this post
Labels: Fashion
Tuesday, 27 December 2011
Sang mantra
Posted by
Rachmawati
at
20:52
3
comments
Links to this post
Labels: Faculty of soul
Tuesday, 13 December 2011
Shopping
Yay shopping....
---Dari Snapstore
1. Samsonite Hommage Club
319 Euro jadi 169 Euro
2. Samsonite Freelifer
75 Euro jadi 29 Euro
Hmm... Beli karena lagi diskon aja :D.
---Dari theoutnet
1. Alexander McQueen
1189 Euro jadi 178.4 Euro
2. Foley+Corinna
489 Euro jadi 73.4 Euro
3. Rupert Sanderson
468.7 Euro jadi 70.3 Euro
Salah satu brand sepatu yang Rachma suka :D.
Yah beginilah, wardrobe Rachma emang modal diskonan, hehehe.
Hmmm
pembelaan yang dilebih-lebihkan, heheh :P.
Sekian reportase belanja kali ini.
Rachma tidur dulu.
Mari-mari..
Posted by
Rachmawati
at
21:00
1 comments
Links to this post
Labels: Fashion
Sunday, 4 December 2011
The perceived value
Hmmm
December.
In less than a month it will be a new year.
Hmmm
A new year.
That means, next year I will be 27. Twenty seven... Hmm... I guess I am getting old. I presume getting old means getting wiser, at least a step wiser than the previous year. Don't you agree?
Here in Europe, being 27 means you are not getting any subsidy on travel cost. That is, you are regarded as a mature person who already has a good job and does not need the government to support your living cost, in some particular case of course. So, being 26 means I still have that luxury perceived value to take advantage of whatever it is designed for "young generations". But apparently, even now... I just feel that my life gets stuck for some reasons. And I don't like the vibe I am feeling when I think about the age transition. It's just... I don't know... I am not too excited about it.
Generally speaking, people should be able to create his/her own perceived value. To make themselves presentable, so to say. Judging from my history, it seems that the perceived value of a person was imprinted long long time ago, even before the person recognizes it.
Can the value fool someone?
Of course.
Back in the old days, I always think that being kind means you have to be nice to a person every time, anywhere, conscious and unconsciously. Now, when I get older, facing some good and bad days, get a little naughtier, I find out that sometimes, in order to be as effective as it is, I just need to make people perceive a kindness when we interact directly. The rest is just a mind set and a vibe branding. I also find that branding my self as a nice person is not always a good idea, because..you know...there are just some people out there who feel insecure just because someone else seems to be "nicer". And sometimes it can get complicated too for unreasonable matters.
Do you need to adjust your perceived value?
Well, why would you?
When I feel someone intrudes my peaceful life, I tend to label the person as an "intruder". A person in which I pretty much do not pay attention to, and I could not careless about his/her life. I feel obligated to be nice to such person when I interact directly, but generally do not care too much in a daily basis. Vice versa, I also do not demand such person to take care of me. I pretty much appreciate if such person do not involve too often in the history of my life.
I used to try hard to adjust back then, but currently when I find that someone does not fit in the rhythm of my life, I simply label the person as an "outsider". I choose to be rather selfish to not complicate my life, and walk forward as my life has to go on.
Should you improve your perceived value?
Apparently yes.
When people think that you are somewhat on a lower level, you can get ditched easily. Well, at least that what I have learned. Of course there are also some people who do not have time to look on the mirror and just treat everyone else in a very rude way. At first, I thought this person must have something special to have such high confidence and treat others impolitely. But after some times, I found out that for some reasons you don't need to really have something in order to make people think you have something. Apparently, being shameless and ignorant are probably some skills needed to polish a perceived value of a person.
So, how high do you perceive your own value?
Hmm... You might even find it as a strange question. As a matter of fact, sometimes I also feel frightened to think how much I have changed in perceiving the world, people, and everything in between. I do not know that getting old means dealing with some more complicated things. Often times I feel really tired of living and have no idea what to do. Maybe that is just me. Or maybe... I just need to take some days off to have fun.
Posted by
Rachmawati
at
22:39
0
comments
Links to this post
Labels: Day by day
Thursday, 17 November 2011
Tanah nan datar
So..so... Ceritanya sekarang Rachma lagi ngejar deadline thesis. Hmmm... Perlu keajaiban di sana sini, soalnya apa ya... mesti mikir-sumikir mau nulis apa di thesisnya, hahahahah. Perlu magic banget ini :D.
Eniwei, hmmm, ini sebetulnya Rachma bingung... corat coretnya mulai dari mana ya...
Hmmm.
Ini udah kaya bikin chapter thesis, nulis paragrafnya mesti mikir, hihih, bahkan untuk curhat yang baik dan benar pun jadi suseh ye. Hadeuh...
Oh, Rachma belum bilang ya, kalo sekarang lagi seneng koleksi perpancian. Di sini banyak banget panci panci lucu (yang harganya juga lucu). Tapi karena belinya lagi diskon, yah, worth it lah (anggap aja gitu da tanggung udah beli, hehe). Nah, sebelum masuk sesi curhat beneran, Rachma mau ngenalin panci dulu ajah. Anggap aja kita lagi acara "kopi sore", jadi segala diobrolin. Begitchu.
1. BK
Nah, nah, bagi Anda ibu-ibu, atau bapak-bapak, Mbak, Teteh, penyuka panci lucu... Kalo panci yang dari Belanda ini panci terkenalnya merknya BK. Rachma pesen satu set panci BK seri conical, harganya....masuk kategori "Omigod", satu set isi 5 panci harganya 484 euro. Mahal ye... Tapi da penasaran pengen punya, jadi beli ajah, hehehehe, lagian Rachma dapet yang lagi diskon :D. Nah, si panci panci omigod ini pas dilihat, wah...pokoknya subhanallah ...sesuatu banget. Bahannya stainless steel, keliatan baguuuuuuuuuus bangeeeeeet. Ampe Rachma terkagum kagum liatnya, hahaha. Beda ya ,,, harga tidak menipu, hihi. Walopun ada yang komentar: "itu nanti tega gak pakenya?"
Hmm... We'll see. Tega ajalah, masa udah dibeli gak dipake :D
2. Fissler
Merk ini adalah merk buatan Jerman. Beda dengan BK yang di pancinya cuman ditulis "designed in Holland", yang ntah itu dibikinnya di mana, di panci Fissler ini langsung tercetak "made in Germany". Hari ini harusnya panci ini udah nyampe, tapi berhubung tadi di kampus, jadinya missed deh. Oh iya, alasan beli panci ini awalnya tertarik dengan seri "crispy", bahannya stainless steel bisa buat panggangan. Ceritanya kalo lagi pengen bikin sate atau steak, bisa pake panci ini. Tentunya, nih panci masuk kategori omigod juga, hahahah, susah emang,,, yang lucu lucu ini harganya mahal :D. Untuk mendapat harga murah, akhirnya pesanlah Rachma dari online shop di Jerman, dapet yang lagi diskon, jadi aja belinya banyak, hihihi. Sekalian beli panci set juga. Ceritanya, biar Rachma gak rebutan panci lucu ama Mama, seandainya ntar pindah ke rumah masa depan, hehehehe.
3. Sola
Maaf, yang ini bukan panci, tapi sendok, heheh. Biar gak bikin sub bahasan baru, jadi nebeng di sini. Sola ini merk cutlery keluaran Belanda. Harganya bervariasi, ada yang satu setnya nyampe ribuan euro, yang pas Rachma baca-baca bahannya itu platina. Wah, niat ya, sendok makannya platina. Jadi inget peribahasa: "terlahir dengan sendok perak di mulut". Mungkin ada variasi "terlahir dengan sendok platina di mulut", kan platina lebih mahal dari emas dan perak :D.
Eniwei, pesanlah Rachma satu set sendoknya, yang buat 9 orang. Pas nyampe, wah, kok sendoknya lebar lebar ya, dan berat. Hmm...tanggung dah dibeli, jadi yah, we'll see ajah. Eh, yang Rachma beli ini bukan yang seri platina ya, tapi set stainless steel 18/10, yakni 18% chrom dan 10% nikel. Makin besar persentase nikelnya semakin bagus. Jadi kalo beli yang 18/0, tanggung pisan.
Sebetulnya Rachma ngecengin juga panci merk Le Creuset, tapi karena udah beli panci enamelnya Cuisinart yang subhanallah beratnya,,,, jadi dilewat aja, kecuali kalo ada budget tiba-tiba, hehe. Oh, ada merk panci yang Rachma suka juga, merknya Demeyere keluaran Belgia. Mirip Le Creuset, nih merk pelit banget diskonnya, paling banter cuman 30%. Jadi panci yang seukuran seuprit aja, yang diameter 16 cm, udah didiskon pun masih sekitar 200-an euro. Hadeuh, mending beli sepatu baru aja.
Hmmm,
Sekian coretan pembukanya :D.
Tadi pas awal nulis postingan, mood Rachma lagi gak puguh, setelah nulis-nulis tentang panci dan teman-temannya, moodnya jadi baikan, heheheh :D.
Jadi ya, karena tekanan tinggi deadline ini, mood Rachma jadi gak jelas ke sana ke mari. Ceritanya nih, keseringan depan komputer bikin mata ampe merah-merah dan berair. Udah gitu, tangan kanan ampe pernah sakit karena keseringan ngeklik mouse. Ampe mikir, hadeuuuuh..jangan jangan kena itu lagi, kelainan otot yang disebabkan repetitive movement. Ada loh temen yang kena, recovery nya ampe tiga bulan. Hmm... Padahal kan lagi perlu banget kerja kontinyu. Terus, lagi wajib wajibnya ngerjain sesuatu, eh, malah tiba tiba mudah cape, dan kepala pusing pusing. Hmm... Begitulah, banyak hal yang terjadi... Hehe.
Kalo lagi kaya gitu, yah suka kerasa galau gak jelas. Dan emosi emosi tertentu itu mengingatkan kejadian kejadian tertentu juga. Misal, Rachma ngobrol sama temen bule, dia ini orangnya suka ngobrol seenaknya, misal bilang "si ini tuh stupid atau apa sih". Nah, Rachma itu paling gak suka mendengar kata stupid, bodoh, dan sebangsanya, walo yang diejeknya itu orang lain. Soalnya suka apa ya, itu tuh melambangkan kesombongan, dan kesombongan itu kan bajunya Allah. Gak pantes gitu kan kalo kita merebut bajunya Sang Khalik. Jadi vibenya tuh suka gimana gitu.
Nah, jaman dahulu kala, ada kenalan yang sering banget bilang: "Rachma, kamu tuh bodoh banget ya"... dengan redaksi yang berbeda-beda tapi sering. Saat Rachma pertama denger itu, ada hawa hawa sakit yang terselip, dan tentu saja air mata yang tertahan. Saat itu, tentunya, Rachma merasa berkewajiban berusaha bersabar, memahami, dan memaafkan, demi mengamalkan sila sila pedoman jadi orang baik. Oh, sempet juga mikir, dia ini berani bilang gitu, IPKnya 4.1 kali ya? :P
Di lain waktu, ada pula kata kata terlontar, ada orang yang menginginkan Rachma meninggal, supaya masalah dia terselesaikan. Saat itu, kembali ada rasa sakit yang terselip. Lucunya, saat ruhiyah sedang tidak pada jalan yang benar, ada pikiran terbersit "benarkah Rachma harus meninggal, supaya orang ini bisa bahagia?". Pun, saat itu Rachma merasa berkewajiban menjadi orang baik, dan berupaya mendahulukan kebahagian orang lain,,, sampai terbersit pertimbangan tentang yang meninggal meninggal tadi. Di saat yang lain, ada momen di mana Rachma harus sekuat tenaga berdiam diri, berusaha untuk tidak memperkeruh suasana. Yang akibatnya, hidup Rachma yang jadi keruh :P. Kalo diinget-inget, hadeuh, kok bisa ya Rachma membiarkan diri terjajah begitu. Naif bener.
Momen momen itu terlewati, jadi bagian masa lalu, namun vibenya masih terasa. Ada hal hal mirip yang memicu, dan tanpa sadar membuat Rachma mengingat masa masa penuh duri kaya gitu (heheheh, lebay :P). Satu hal yang Rachma simpulkan: pandai-pandailah memilih teman. Ada orang yang porsinya cukup berlabel "kenalan lama", and that's it. Apalagi, berhubung sekarang Rachma sudah kecipratan kebiasaan orang Belanda dengan "brutal honesty" nya, Rachma pun bisa dengan lempengnya bilang, misal "you are annoying, I don't want to be your friend." Kalo diinget inget ngeri juga sih, Rachma kelamaan di Belanda jadi gitu ye :P. Jadi sama sekali gak pake ba bi bu, langsung to the point.
Kadang, Rachma mengingat-ngingat jalur hidup, kebiasaan yang Rachma lakukan dulu sebelum terjerumus dengan realita dunia. Sekarang, Rachma cenderung "guarded" ketika berhadapan dengan banyak hal. Banyak yang difilter, jadinya kadang melupakan sifat sifat fitrah manusia. Rachma sedikit banyak bahkan iri, melihat orang-orang yang dengan bebasnya meluapkan emosi: marah, sedih, atau bahagia. Atau ketika melihat seseorang yang begitu bebasnya mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang. Rasa-rasa fitrah yang tentunya tidak bisa Rachma beli dengan mengklik paypal atau menggesek kartu.
Ada bagian hidup yang datar, di mana dunia terasa terbentang luas namun stagnan. Banyak hal yang ingin Rachma ekspresikan, namun terlalu banyak konstrain yang harus dipertimbangkan. Tentu saja, di saat-saat itulah, Rachma harus memaksakan diri untuk bertopang pada keyakinan, bahwa Allah senantiasa melihat dan memelihara hamba-Nya, mengabulkan do'a dan harapan, dan mempersiapkan hari esok yang terbaik untuk tiap hamba-Nya.
Hmmm, ternyata menulis bikin ngantuk :D.
Jadi sodara-sodara sebangsa dan setanah air, mari kita mensyukuri apa pun yang bisa disyukuri. Yang gak penting pun disyukuri. Bisa nulis blog, alhamdulillah. Bisa baca blog, alhamdulillah. Bisa tidur pun alhamdulillah. Bisa ngegerakin tangan mencet keyboard dan ngeklik mouse, alhamdulillah. Bisa beli panci lucu-lucu juga alhamdulillah. Dirimu ketawa-ketawa gak jelas baca isi blog ini pun, alhamdulillah. Dan seterusnya... Dan seterusnya...
:D
Sekian dulu corat coretnya. Rachma tidur dulu.
Yuk yak yuk...
Posted by
Rachmawati
at
22:20
0
comments
Links to this post
Labels: Day by day
Sunday, 25 September 2011
Bedding








Nah.. nah... dari jauh jauh hari kan sebetulnya Rachma udah mengoleksi duvet cover, tapi banyakannya buat ukuran single dan beli produknya Belanda. Pas Rachma browsing duvet covernya produk Inggris... wah...wah... lebih bervariasi, lebih niat dekornya... banyak yang bisa dimatchingkan dari mulai duvet cover, gorden, valance, ampe throw... wah, pokoknya kamarnya keliatan cantiiiiik. Tentunya, Rachma juga nyari info kalo pesen duvet cover di Indo dengan bahan, misal jacquard, kena biaya berapa. Dari informasi, termasuk dari hasil nanya langsung ke pembuat duvet cover... kenanya itu bisa sampai 2 juta. Wah, sama kaya full pricenya duvet cover di sini (yang mahalnya maksudnya, kalo nyari yang murah ya ada juga). Kalo temen cowok kan komentarnya: "perlu ya beli duvet cover 2 juta???". Tentu saja jawabannya: perluuuuuuuuuu, biar lucu, enak diliat





Kalo yang niat mematchingkan semua, bisa pesen valance nya sekalian. Yang dimaksud valance itu yang rumbainya, buat nutupin divan. Tapi biasanya ada juga yang berupa fitted valance, jadi sekalian bisa sebagai penutup matras sekalian nutupin divan. Kalau yang throw itu bentuknya quilted dan tebel, kalo bedspread lebih tipis (lebih mirip sprei nya Indo).
Sekarang... mari kita cuci mata bedding berikut ini...
Posted by
Rachmawati
at
14:03
2
comments
Links to this post
Labels: Fashion
Tuesday, 2 August 2011
Thursday, 14 July 2011
The nude shoes
Posted by
Rachmawati
at
22:30
0
comments
Links to this post
Labels: Fashion
Friday, 1 July 2011
The shoes
1. Rupert Sanderson
2. Giuseppe Zanotti
3. Tabitha Simmons
When I feel a bit tired walking this full-of-surprise path of life, a pair of good shoes does help.
Posted by
Rachmawati
at
16:11
0
comments
Links to this post
Labels: Fashion
Popular Posts
-
Selingan sebelum posting yang serius-serius: screen shopping . 1. Blazer Akhirnya,,, setelah mencari ke mana-mana, nemu juga desain blazer...
-
Comfy shoes, a fabulous bag, and a fancy dress can assemble a nice attire. Add some accessories, and when you look in the mirror... you can...
-
Ehm... berhubung sebentar lagi tutup tahun, Rachma mau mengulas ringkas perjalanan PhD di Belanda ini. Eh, tapi gak janji beneran ringkas de...
-
Saatnya cuci mata kala wikeeen . Ceritanya, beberapa hari yang lalu Rachma dapet berita dari jamesallen kalo mereka udah meng-enhance tampi...
-
Berangkat dari premis " you can create everything you want in your mind, it's all border-less ", alkisah suatu waktu Rachma be...
-
[1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang [2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam [3] Maha Pemurah l...
-
Yuhuuu... posting gak penting lagi ah... biar cepet ngantuk,,, . Sebagai bekgron, Desember kemaren kampus RuG ngasi Christmas present dengan...
-
Lambang negara Österreich Bagi Anda penyuka musik klasik, tentu tidak asing dengan negara kelahiran Mozart: Österreich . Lebih dikenal d...
-
Sebuah proverb yang tak asing, yang teringatkan lagi setelah baca review tentang berlian . Ujug-ujug tertarik untuk cari-cari info tentang j...
